Minggu, 05 Juni 2016

Mengenal Lebih Dekat Kearifan Budaya Urang Kanekes, Baduy Luar Banten

Halo peoples! Pada kesempatan kali ini saya ingin menceritakan pengalaman singkat saya bersama dengan Proms3 yaitu Promosi Kesehatan angkatan 3 Kesmas UIN Jakarta saat melakukan kunjungan lapangan (fieldtrip) ke wilayah Kanekes, Baduy Luar, Banten. Kunjungan ini kami laksanakan selama 3 hari 2 malam ke wilayah desa Kdu Ktug, Kanekes. 


Desa yang terletak di kaki pegunungan Kendeng ini merupakan wilayah yang pemandangan alamnya masih asri dan suasana sejuk dengan kehidupan masyarakat yang masih memegang teguh tradisi kental kebudayaan adat. Pada saat malam pertama kami sampai di homestay atau tempat menginap di rumah warga setempat, kami disuguhi oleh permainan angklung oleh anak-anak sekitar yang menurut warga mereka belajar secara otodidak dan hanya melihat tradisi atau kebiasaan orang dewasa yang memainkan alat musik tersebut di saat-saat tertentu.
 

Kunjungan lapangan kali ini berbeda daripada kunjungan lainnya karena pada kesempatan ini kami beruntung dapat merasakan kearifan budaya lokal urang baduy yang berbeda daripada kebudayaan wilayah daerah lain. Salah satu hal yang menarik adalah kebiasaan dan tradisi orang Baduy Luar yang ternyata masih memegang teguh adat Baduy Dalam meskipun telah tinggal disisi luar Baduy, yaitu selalu mengikuti upacara-upacara tertentu yang diadakan di Baduy Dalam. Meskipun tinggal dibagian luar Baduy, budaya gotong royong dan kebersamaan mereka tidak pernah luntur terutama saat adanya hajatan dan dalam prosesi membangun rumah. Kearifan budaya lain juga terlihat dari cara mereka dalam menangani suatu penyakit yang masih memegang teguh kepercayaannya untuk mendatangi orang pintar yang dapat menyembuhkan (kokolot).


Berbicara mengenai kebudayaan Baduy Luar yang masih memegang teguh kepercayaan-kepercayaan dari suku Baduy, ternyata pengaruh dari perkembangan jaman juga telah masuk ke wilayah ini. Di tempat kami menginap (kami homestay di 3 rumah penduduk setempat), sudah terlihat paparan arus modernisasi pada kehidupan mereka. Sudah banyak ditemui warga yang memiliki alat komunikasi handphone, tersedianya warung jajanan di rumah-rumah, dan juga telah adanya toilet didalam rumah meskipun hanya warga tertentu yang memilikinya.
 Berpose di salah satu homestay kami
 
 Berpose dengan pemilik homestay kami sebelum kembali ke Jakarta

Meskipun zaman telah berkembang semakin modern, akan tetapi kebudayaan masyarakat Baduy masih tetap lestari dan semoga akan terus terjaga dari pengaruh modernisasi.





0 komentar:

Posting Komentar

Copyright © Lovers of Life! | Designed With By Blogger Templates
Scroll To Top