Halo peoples! Pada
kesempatan kali ini saya ingin menceritakan pengalaman singkat saya bersama
dengan Proms3 yaitu Promosi Kesehatan angkatan 3 Kesmas UIN Jakarta saat
melakukan kunjungan lapangan (fieldtrip)
ke wilayah Kanekes, Baduy Luar, Banten. Kunjungan ini kami laksanakan selama 3
hari 2 malam ke wilayah desa Kdu Ktug, Kanekes.
Desa yang terletak di kaki
pegunungan Kendeng ini merupakan wilayah yang pemandangan alamnya masih asri
dan suasana sejuk dengan kehidupan masyarakat yang masih memegang teguh tradisi
kental kebudayaan adat. Pada saat malam pertama kami sampai di homestay atau tempat menginap di rumah
warga setempat, kami disuguhi oleh permainan angklung oleh anak-anak sekitar
yang menurut warga mereka belajar secara otodidak dan hanya melihat tradisi
atau kebiasaan orang dewasa yang memainkan alat musik tersebut di saat-saat
tertentu.
Kunjungan lapangan kali ini berbeda
daripada kunjungan lainnya karena pada kesempatan ini kami beruntung dapat
merasakan kearifan budaya lokal urang baduy yang berbeda daripada kebudayaan
wilayah daerah lain. Salah satu hal yang menarik adalah kebiasaan dan tradisi
orang Baduy Luar yang ternyata masih memegang teguh adat Baduy Dalam meskipun
telah tinggal disisi luar Baduy, yaitu selalu mengikuti upacara-upacara
tertentu yang diadakan di Baduy Dalam. Meskipun tinggal dibagian luar Baduy,
budaya gotong royong dan kebersamaan mereka tidak pernah luntur terutama saat
adanya hajatan dan dalam prosesi membangun rumah. Kearifan budaya lain juga
terlihat dari cara mereka dalam menangani suatu penyakit yang masih memegang
teguh kepercayaannya untuk mendatangi orang pintar yang dapat menyembuhkan (kokolot).
Berbicara mengenai
kebudayaan Baduy Luar yang masih memegang teguh kepercayaan-kepercayaan dari
suku Baduy, ternyata pengaruh dari perkembangan jaman juga telah masuk ke wilayah
ini. Di tempat kami menginap (kami homestay
di 3 rumah penduduk setempat), sudah terlihat paparan arus modernisasi pada
kehidupan mereka. Sudah banyak ditemui warga yang memiliki alat komunikasi handphone,
tersedianya warung jajanan di rumah-rumah, dan juga telah adanya toilet didalam
rumah meskipun hanya warga tertentu yang memilikinya.
Berpose di salah satu homestay kami
Berpose dengan pemilik homestay kami sebelum kembali ke Jakarta
Meskipun zaman telah berkembang semakin modern, akan tetapi kebudayaan masyarakat Baduy masih tetap lestari dan semoga akan terus terjaga dari pengaruh modernisasi.
0 komentar:
Posting Komentar