Minggu, 29 Mei 2016


Mira Rizkia Puspitasari, Mahasiswi Semester 6 Promosi Kesehatan,
Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta



 

K
olostrum adalah cairan susu pertama berwarna kekuningan yang dikeluarkan sesudah melahirkan. Cairan kolostrum yang dikeluarkan hanya dalam kurun waktu 24-36 jam saja untuk manusia, sedangkan pada mamalia lain bisa mencapai 48 jam. Tekstur dari kolostrum ini lebih kental daripada air susu biasa dan berwarna putih kekuningan. Kolostrum di produksi pada tahap akhir kehamilan serta pada hari-hari awal sesudah melahirkan. Walaupun jumlahnya sedikit, kolostrum mempunyai konsentrasi gizi serta imunitas yang tinggi.
 














Inisiasi Menyusui Dini (IMD) merupakan salah satu upaya memastikan bahwa bayi yang baru dilahirkan mendapat cairan susu pertama atau kolostrum.
Apa itu IMD ? Inisiasi Menyusui Dini (IMD) merupakan proses bayi yang baru melahirkan mencari sendiri puting susu ibu untuk menyusu segera tanpa diberi bantuan. IMD terjadi dengan cara bayi ditengkurapkan pada dada atau perut ibu dengan kulit bayi bersentuhan langsung dengan kulit ibunya hal ini agar mencegah bayi kedinginan, lalu bayi akan mulai mencari sendiri puting susu ibunya.


Kolostrum dapat dikatakan sebagai cairan ajaib pencegah penyakit. Hal ini dikarenakan kandungannya yang kaya akan zat antibodi dan Immunoglobin atau zat kekebalan tubuh melawan infeksi penyakit. Zat kekebalan yang dikandung kolostrum 10-17 kali lebih banyak dari pada susu matang (mature). Kolostrum  juga mengandung  berbagai  vitamin  dan  mineral  yang  penting  bagi manusia,  diantaranya  karbohidrat,  protein,  antibodi,  dan  sedikit  kandungan  lemak. Kandungan inilah yang dibutuhkan  oleh  bayi  yang  baru  lahir  karena  pada saat  itu  sistem  pencernaannya masih kecil, namun kolostrum dapat memberi asupan gizi dalam konsentrasi tinggi.

Manfaat Kandungan
 Kolostrum
·      Kolostrum membantu mengeluarkan mekonium dari usus bayi sehingga mukosa usus bayi yang baru lahir segera bersih dan siap menerima ASI.
·      Melindungi bayi dari diare karena kolostrum mengandung zat kekebalan tubuh 10-17 kali lebih banyak dibandingkan susu matang. Sehingga dapat melancarkan buang air besar pertama kali pada bayi.
·      Membantu membersihkan dari bilirubin, yaitu sel darah merah yang mati saat proses kelahiran yang menyebabkan kulit bayi menjadi jaundice (kuning).
·      Melawan zat asing dan infeksi penyakit yang masuk ke tubuh bayi.

Di Indonesia praktik menyusui masih sangat memperihatinkan. Menurut Survey Demografi keluarga Indonesia (SDKI) lebih dari 95% ibu pernah menyusui bayinya, namun yang menyusui dalam satu jam pertama cenderung menurun dari 9% pada tahun 1997 menjadi 3,7% pada tahun 2002.



 
Faktor Penyebab  Bayi Tidak Mendapatkan Kolostrum:
1.    Kurangnya Pengetahuan Ibu Tentang Manfaat Kolostrum
Bagi masyarakat tertentu muncul pendapat bahwa kolostrum tidak baik untuk bayi. Kolostrum dianggap kotor, karena warnanya yang keruh berwarna kekuning-kuningan dan menyebabkan diare. Hal ini terjadi karena masyarakat tidak mengetahui manfaat kolostrum.
2.    Air Susu Ibu (ASI) atau Puting Susu Ibu yang Belum Keluar
Belum keluarnya ASI atau putting susu ibu terjadi selain karena permasalahan kesehatan juga karena mereka tidak mencoba untuk memberikan rangsangan pada bayinya untuk menyusui. 
  
Fakta Mengapa Kolostrum Harus Diberikan Kepada Bayi Baru Lahir

  •  Kolostrum merupakan ASI pertama yang diproduksi payudara ibu selama hamil dan keluar sejak ibu melahirkan sampai usia bayi 4-7 hari.
  • Merupakan vaksin alami pertama yang 100% aman karena full antibody dan immunoglobulin.
  • Kolostrum mengandung zat kekebalan tubuh 10-17 kali lebih banyak dibandingkan susu matang yang berfungsi melindungi bayi dari diare dan infeksi.

  • Kolostrum mengandung leukosit atau sel darah putih dalam jumlah tinggi yang dapat menghancurkan bakteri dan virus penyebab penyakit.
  • Kolostrum membantu mengeluarkan mekonium dari usus bayi baru lahir yang masih sangat halus, sehingga dapat melancarkan buang air besar pada bayi.
  • Jika kolostrum dapat diperdagangkan secara komersial dengan kandungan immunoglobulin dan antibody didalamnya maka harga kolostrum mencapai 80 dolar (1 juta rupiah) per 30ml.

Sumber:
Hastuti, Tulus Puji. 2011. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Pelaksanaan Program Inisiasi Menyusui Dini oleh Bidan Desa di Puskesmas Kabupaten Magelang Tahun 2010. Masters Thesis Public Health, Universitas Diponegoro.
Nasihah, M., Lilis Dwi N.S. 2015. Hubungan Pengetahuan Ibu Post Partum Tentang Manfaat Kolostrum Dengan Pemberian Kolostrum Pada Bayi Baru Lahir Di Bps. Aida Hartatik Amd, Keb Ds.Dlanggu Kec. Deket Lamongan Tahun 2015. Jurnal Universitas Islam Lamongan, Vol.7, No.2.
Nazara, Purnamasari. 2008. Faktor-faktor yang Menyebabkan Ibu Tidak Memberikan Kolostrum Kepada bayi Baru Lahir di Desa Safalaete Ulu Kecamatan Gunungsitoli. Skripsi S1 Universitas Sumatera Utara.
Rumah Sakit UNAIR. 2013. Kolostrum, Air Susu Ajaib. Artikel RSUA (Rumah Sakit Universitas Airlangga). Diakses melaluihttp://rumahsakit.unair.ac.id/dokumen/Kolostrum,%20Air%20Susu%20Ajaib.pdf
Utami Roesli. 2001. Mengenal ASI Eksklusif. Jakarta: EGC.

Kolostrum, Cairan Ajaib Pencegah Penyakit

Read More

Minggu, 08 Mei 2016


K
esehatan merupakan investasi untuk mendukung pembangunan ekonomi serta memiliki peran penting dalam upaya penanggulangan kemiskinan. Pembangunan kesehatan harus dipandang sebagai suatu investasi untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Dalam pengukuran Indeks Pembangunan Manusia (IPM), kesehatan adalah salah satu komponen utama selain pendidikan dan pendapatan Dalam Undang-undang Nomor 23 tahun 1992 tentang Kesehatan ditetapkan bahwa kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Dalam pembangunan kesehatan, peran promosi kesehatan diakui sangat penting dan termasuk komitmen global menuju masyarakat sehat. Lalu bagaimanakah peran promosi kesehatan di era pembangunan Nawacita?
Dalam agenda pembangunan nasional (Nawacita), pembangunan kesehatan itu sendiri termasuk kedalam poin nawacita 5 yang berbunyi ‘meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia’ dengan salah satu programnya yaitu kartu Indonesia sehat yang lebih dikenal dengan JKN. Sedangkan dalam RPJMN III 2015-2019 arah pembangunan kesehatan dari kuratif bergerak ke arah promotif dan preventif dengan visi masyarakat sehat yang mandiri dan berkeadilan, yang berarti promkes adalah salah satu agenda utama dalam pembangunan kesehatan nasional.
Berdasarkan National Health Account 2011, pengeluran belanja kesehatan Indonesia menurut fungsinya tahun 2011 yaitu sebagai berikut: sebanyak 78% upaya kuratif-rehabilitatif, 9% untuk administrasi dan manajemen asuransi, 8% upaya pencegahan penyakit dan 5% jasa tenaga kesehatan. Besarnya anggaran belanja yang digunakan dalam upaya kuratif-rehabilitatif dikhawatirkan dapat semakin membengkak dan akan berbahaya bagi pendanaan Indonesia. Padahal dengan adanya promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat di era JKN berperan penting dalam menekan angka kesakitan, sehingga dana kesehatan yang ada dapat digunakan secara efektif dan efisien.
Sejatinya PROMKES merupakan pilar utama menuju Indonesia Sehat, akan tetapi kenapa JKN (kuratif) lebih eksis dibandingkan PROMKES?
“JKN bukan ‘Panasea’ untuk mencapai Indonesia Sehat. Rapuhnya Promkes (dan Kesehatan Masyarakat secara Umum) justru memboroskan. Berapapun alokasi dana JKN, akan habis”
Untuk itulah sebagai Kesehatan Masyarakat yang salah satu tugasnya adalah mempromosikan kesehatan, peran kita dalam melaksanakan pembangunan kesehatan yaitu : 1) Mendorong adanya kebijakan publik berwawasan kesehatan; 2) Melakukan edukasi sehingga masyarakat sadar, mau dan mampu berperilaku sehat; 3) Bermitra dengan berbagai pihak dalam upaya kesehatan.
Inilah saatnya kita Generasi Muda sebagai Agent of Change bergerak dalam pembangunan kesehatan.
MAHASISWA PEDULI!

Oleh Mira Rizkia P ( Health Promotion Student  of  Public Health )

Peran Promosi Kesehatan Di Era Nawacita

Read More

Copyright © Lovers of Life! | Designed With By Blogger Templates
Scroll To Top