Minggu, 05 Juni 2016

NEW


Anemia merupakan salah satu penyakit yang kerap kali menyerang remaja putri di Indonesia. Berdasarkan berbagai hasil penelitian diketahui bahwa pengetahuan yang dimiliki remaja putri mengenai anemia dan zat gizi termasuk kurang, hal ini yang menyebabkan mereka kurang tepat dalam memilih makanan yang mengandung zat gizi yang dibutuhkan.
Selain itu, informasi terkait penyebab, gejala serta upaya pencegahan anemia belum lah didapat oleh sasaran. Sehingga hal ini membuat mereka tidak dapat mengetahui apa yang harus dilakukan untuk mencegah dan juga apa yang dilakukan ketika sudah muncul tanda-tanda atau gejala yang mengarah kepada penyakit anemia.  Oleh karena itu, saya berusaha membuat media informasi yang dapat membantu remja putri dalam mencegah dan mengetahui secara dini penyakit anemia. Berikut adalah media poster yang saya buat



APA ITU ANEMIA?
Anemia merupakan suatu kondisi dimana nilah kadar hemoglobin (Hb) dalam darah lebih rendah dari keadaan normal (<12 dl="" gr="" span="">

Menurut Depkes (2003), penyebab anemia pada remaja putri dan wanita adalah:
  1. Pada umumnya konsumsi makanan nabati pada remaja putri dan wania tinggi, dibanding makanan hewani sehingga kebutuhan Fe tidak terpenuhi.
  2. Sering melakukan diet (pengurangan makan) karena ingin langsing dan mempertahankan berat badannya.
  3. Remaja putri dan wanita mengalami menstruasi tiap bulan yag membutuhkan zat besi tiga kali lebih banyak dibanding laki-laki 

Gejala Anemia
Menurut Depkes (1998), gejala/tanda-tanda anemia antara lain :
5 L (lelah, lesu, lemah, letih, lalai), bibir tampak pucat, nafas pendek, lidah licin, denyut jantung meningkat, susah buang air besar, nafsu makan berkurang, kadang-kadang pusing, dan mudah mengantuk.

Dampak Anemia
Anemia yang diderita oleh remaja putri dapat menyebabkan menurunya prestasi belajar, menurunnya daya tahan tubuh sehingga mudah terkena penyakit infeksi. Selain itu pada remaja putri yang anemia, tingkat kebugarannyapun akan turun yang berdampak pada rendahnya produktifitas dan prestasi olahraganya dan tidak tercapainya tinggi badan maksimal karena pada masa ini terjadi puncak pertumbuhan tinggi badan (peak higth velcity) (Depkes, 2003)

Penyebab Anemia

1.     Malnutrisi, Kurangnya Zat Besi
Zat besi adalah salah satu unsur penting dalam proses pembentukan sel darah merah. Pada wanita, zat besi yang dikeluarkan dari badan lebih banyak dari laki-laki terutama saat mesnstruasi.

2.      Pendarahan saat Menstruasi 

Setiap bulan wanita dewasa mengalami menstruasi, dan periode menstruasi dikeluarkan zat besi rata-rata sebanyak 28 mg/periode. Oleh karena menstruasi terjadi satu kali dalam satu bulan, maka banyaknya zat besi yang dikeluarkan rata-rata sehari adalah 28 mg dibagi dengan 30 sama dengan 1 mg/hari. Dengan demikian wanita mengeluarkan zat besi dari tubuhnya hampir dua kali lebih banyak dari laki-laki


3.      Makan dan minum yang Menghambat Penyerapan Zat Besi

Zat gizi yang telah dikenal luas sangat berperanan dalam meningkatkan absorpsi zar besi adalah Vitamin C. Anemia dapat terjadi jika tubuh kurang mengkonsumsi Vitamin C dan seringnya mengkonsumsi teh maupun kopi. Minum teh paling tidak sejam sebelum atau setelah makan akan mengurangi daya serap sel darah terhadap zat besi 64 persen. Tannin yang merupakan polifenol dan terdapat dalam teh, kopi, dan beberapa jenis sayuran dan buah yang menghambat absorbsi besi dengan cara mengikatnya.
 
4.      Infeksi Cacing Tambang

Penyebab langsung terjadinya anemia adalah penyakit infeksi, yaitu cacingan, TBC, dan malaria. Menurut Husaini (1989), anemia gizi dapat diperberat oleh investasi cacing tambang. Cacing tambang yang menempel pada dinding usus dan menghisap darah. Darah penderita sebagian akan hilang karena gigitan dan hisapan cacing tambang. Disamping cacing tambang, cacing gelang secara langsung maupun tidak langsung juga dapat menimbulkan kekurangan zat besi, karena berkurangnya nafsu makan dan gangguan penyerapan karena memendeknya permukaan villi usus.

5.      Talasemia (Penyakit Bawaan)




TTM Mencegah Anemia
T = Tingkatkan Asupan Zat Besi
T = Tingkatkan Makanan Penyerap Zat Besi
M = Menghindari minuman penghambat penyerapan zat besi

TTM Mencegah Anemia Remaja Putri

Read More

Halo peoples! Pada kesempatan kali ini saya ingin menceritakan pengalaman singkat saya bersama dengan Proms3 yaitu Promosi Kesehatan angkatan 3 Kesmas UIN Jakarta saat melakukan kunjungan lapangan (fieldtrip) ke wilayah Kanekes, Baduy Luar, Banten. Kunjungan ini kami laksanakan selama 3 hari 2 malam ke wilayah desa Kdu Ktug, Kanekes. 


Desa yang terletak di kaki pegunungan Kendeng ini merupakan wilayah yang pemandangan alamnya masih asri dan suasana sejuk dengan kehidupan masyarakat yang masih memegang teguh tradisi kental kebudayaan adat. Pada saat malam pertama kami sampai di homestay atau tempat menginap di rumah warga setempat, kami disuguhi oleh permainan angklung oleh anak-anak sekitar yang menurut warga mereka belajar secara otodidak dan hanya melihat tradisi atau kebiasaan orang dewasa yang memainkan alat musik tersebut di saat-saat tertentu.
 

Kunjungan lapangan kali ini berbeda daripada kunjungan lainnya karena pada kesempatan ini kami beruntung dapat merasakan kearifan budaya lokal urang baduy yang berbeda daripada kebudayaan wilayah daerah lain. Salah satu hal yang menarik adalah kebiasaan dan tradisi orang Baduy Luar yang ternyata masih memegang teguh adat Baduy Dalam meskipun telah tinggal disisi luar Baduy, yaitu selalu mengikuti upacara-upacara tertentu yang diadakan di Baduy Dalam. Meskipun tinggal dibagian luar Baduy, budaya gotong royong dan kebersamaan mereka tidak pernah luntur terutama saat adanya hajatan dan dalam prosesi membangun rumah. Kearifan budaya lain juga terlihat dari cara mereka dalam menangani suatu penyakit yang masih memegang teguh kepercayaannya untuk mendatangi orang pintar yang dapat menyembuhkan (kokolot).


Berbicara mengenai kebudayaan Baduy Luar yang masih memegang teguh kepercayaan-kepercayaan dari suku Baduy, ternyata pengaruh dari perkembangan jaman juga telah masuk ke wilayah ini. Di tempat kami menginap (kami homestay di 3 rumah penduduk setempat), sudah terlihat paparan arus modernisasi pada kehidupan mereka. Sudah banyak ditemui warga yang memiliki alat komunikasi handphone, tersedianya warung jajanan di rumah-rumah, dan juga telah adanya toilet didalam rumah meskipun hanya warga tertentu yang memilikinya.
 Berpose di salah satu homestay kami
 
 Berpose dengan pemilik homestay kami sebelum kembali ke Jakarta

Meskipun zaman telah berkembang semakin modern, akan tetapi kebudayaan masyarakat Baduy masih tetap lestari dan semoga akan terus terjaga dari pengaruh modernisasi.





Mengenal Lebih Dekat Kearifan Budaya Urang Kanekes, Baduy Luar Banten

Read More



Oleh Mira Rizkia P

Ada yang tahu apa itu PBL? Pengalaman Belajar Langsung atau biasa disebut PBL adalah salah satu kegiatan pembelajaran diluar bangku kuliah yang memberikan pengalaman kepada mahasiswa dalam melakukan analisis dan kajian situasi kesehatan masyarakat, serta melakukan kegiatan intervensi  untuk menyelesaikan permasalahan kesehatan di masyarakat.
Nah pada kesempatan kali ini saya ingin sedikit menceritakan pengalaman PBL saya yang didapat selama bulan Desember-Februari 2016 lalu. Dari 7 wilayah kerja Puskesmas yang terdapat di Kabupaten Tangerang, kelompok saya mendapat lokasi PBL di wilayah Rajeg, sehingga kami memberi nama kelompok kami menjadi “RAJEG 14”.
Kelompok PBL ini beranggotakan 6 orang mahasiswa/i yang berasal dari berbagai peminatan, saya sendiri berasal dari Promkes (Promosi Kesehatan), lalu ada pula yang berasal dari MPK, K3, Kes.Lingkungan, dan Epidemiologi. Daaan…. Ini lah anggota kelompok kami



Selama kegiatan PBL berlangsung jujur saja banyak masalah, suka dan duka yang kami jalani. Menyatukan berbagai pendapat dari berbagai macam kepala merupakan salah satu hal yang sering kita hadapi, namun dengan bersikap tenggang rasa semua dapat teratasi dengan baik. PBL yang kami jalani diawali dengan adanya analisis data sekunder Puskesmas untuk menentukan permasalahan kesehatan apa saja yang ada di Rajeg dan pengumpulan data primer berupa observasi dan wawancara mendalam. Semua kegiatan analisis tersebut merupakan tahap PBL 1 yang berjalan sejak bulan Desember hingga Januari. Berdasarkan data yang didapat maka permasalahan yang angka prevalensinya tinggi dan termasuk bermasalah adalah penyakit hipertensi pada pralansia dan lansia di desa Mekarsari, Rajeg.
Memasuki PBL 2, kami mendapat tugas untuk dapat melakukan intervensi dalam upaya mencegah dan mengatasi permasalah kesehatan yang ada di wilayah bermasalah tersebut. Tahap awal yang dilakukan yaitu kami bersama dengan tokoh masyarakat dan pihak Puskesmas melakukan diskusi bersama dalam menentukan intervensi apa yang sekiranya dapat dilaksanakan untuk intervensi mencegah hipertensi. Hasil yang didapat yaitu membuat POSBINDU bekerjasama dengan Puskesmas, agar masyarakat dapat dengan rutin memeriksakan kesehatan dirinya sebagai upaya preventif mencegah Hipertensi.


Foto setelah diskusi bersama Tokoh Masyarakat dan Bidan Desa Mekarsasi, Rajeg

Sebelum diadakannya kegiatan POSBINDU, kami bersama dengan pihak Puskesmas Rajeg sebagai mitra melakukan pelatihan kepada kader terpilih dari RW.02 Desa Mekarsari, Rajeg. Pada saat pendidikan dan pelatihan yang diberikan kepada kader ini diketahui bahwa pengetahuan warga sudah cukup baik mengenai upaya pencegahan hipertensi, dan masyarakat antusias dengan rencana kegiatan intervensi yang akan RAJEG14 berikan. Kegiatan ini bertujuan untuk melatih kader yang dapat membantu dalam kegiatan skrining dan pengobatan gratis keesokan harinya.


Foto kegiatan pendidikan dan pelatihan kader posbindu Desa Mekarsari, Rajeg

Kegiatan selanjutnya dan merupakan kegiatan inti yang kami lakukan adalah mengadakan skrining dan cek kesehatan serta sebagai kegiatan pertama dalam pembentukan POSBINDU RW.02 Desa Mekarsari, Rajeg. Pada hari itu, tak disangka tanggapan dari pihak warga positif dan cukup antusias untuk mengikuti cek kesahatan berupa cek tekanan darah, tinggi dan berat badan serta konsultasi dengan bidan Puskesmas. Sebagai penutup dari kegiatan intervensi ini kami memberikan tanaman obat yaitu tanaman belimbing yang akan ditanam bersamaan dengan tanaman obat di apotik hidup milih Desa Mekarsari serta di setiap RT yang ada di RW.02 Desa Mekarsari, Rajeg.
Kegiatan demi kegiatan PBL berlangsung selama kurang lebih 3 bulan lamanya… Suka duka telah kami rasakan bersama. Banyak pengalaman hidup yang tidak didapatkan di bangku kuliah. Belajar mengenai hidup sederhana tanpa adanya fasilitas mewah di tempat kami tinggal (karena kami diwajibkan tinggal di wilayah intervensi), mengatur keuangan agar dapat makan makanan bergizi tanpa harus keluar duit yang berlebih, serta belajar menjadi pribadi yang lebih baik dengan berusaha membaur dengan warga setempat.
"Terimakasih warga RW.02 Desa Mekarsari, Rajeg. Mungkin memang hanya sebentar kita bersua, namun pengalaman yang kami dapat tak terhingga…"

Oh yaa ini adalah video kegiatan selama PBL kami. Selamat menonton :)

Ilmu Tidak Melulu Didapat Di Bangku Kuliah, PBL Real World Learning of Life!

Read More

Minggu, 29 Mei 2016


Mira Rizkia Puspitasari, Mahasiswi Semester 6 Promosi Kesehatan,
Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta



 

K
olostrum adalah cairan susu pertama berwarna kekuningan yang dikeluarkan sesudah melahirkan. Cairan kolostrum yang dikeluarkan hanya dalam kurun waktu 24-36 jam saja untuk manusia, sedangkan pada mamalia lain bisa mencapai 48 jam. Tekstur dari kolostrum ini lebih kental daripada air susu biasa dan berwarna putih kekuningan. Kolostrum di produksi pada tahap akhir kehamilan serta pada hari-hari awal sesudah melahirkan. Walaupun jumlahnya sedikit, kolostrum mempunyai konsentrasi gizi serta imunitas yang tinggi.
 














Inisiasi Menyusui Dini (IMD) merupakan salah satu upaya memastikan bahwa bayi yang baru dilahirkan mendapat cairan susu pertama atau kolostrum.
Apa itu IMD ? Inisiasi Menyusui Dini (IMD) merupakan proses bayi yang baru melahirkan mencari sendiri puting susu ibu untuk menyusu segera tanpa diberi bantuan. IMD terjadi dengan cara bayi ditengkurapkan pada dada atau perut ibu dengan kulit bayi bersentuhan langsung dengan kulit ibunya hal ini agar mencegah bayi kedinginan, lalu bayi akan mulai mencari sendiri puting susu ibunya.


Kolostrum dapat dikatakan sebagai cairan ajaib pencegah penyakit. Hal ini dikarenakan kandungannya yang kaya akan zat antibodi dan Immunoglobin atau zat kekebalan tubuh melawan infeksi penyakit. Zat kekebalan yang dikandung kolostrum 10-17 kali lebih banyak dari pada susu matang (mature). Kolostrum  juga mengandung  berbagai  vitamin  dan  mineral  yang  penting  bagi manusia,  diantaranya  karbohidrat,  protein,  antibodi,  dan  sedikit  kandungan  lemak. Kandungan inilah yang dibutuhkan  oleh  bayi  yang  baru  lahir  karena  pada saat  itu  sistem  pencernaannya masih kecil, namun kolostrum dapat memberi asupan gizi dalam konsentrasi tinggi.

Manfaat Kandungan
 Kolostrum
·      Kolostrum membantu mengeluarkan mekonium dari usus bayi sehingga mukosa usus bayi yang baru lahir segera bersih dan siap menerima ASI.
·      Melindungi bayi dari diare karena kolostrum mengandung zat kekebalan tubuh 10-17 kali lebih banyak dibandingkan susu matang. Sehingga dapat melancarkan buang air besar pertama kali pada bayi.
·      Membantu membersihkan dari bilirubin, yaitu sel darah merah yang mati saat proses kelahiran yang menyebabkan kulit bayi menjadi jaundice (kuning).
·      Melawan zat asing dan infeksi penyakit yang masuk ke tubuh bayi.

Di Indonesia praktik menyusui masih sangat memperihatinkan. Menurut Survey Demografi keluarga Indonesia (SDKI) lebih dari 95% ibu pernah menyusui bayinya, namun yang menyusui dalam satu jam pertama cenderung menurun dari 9% pada tahun 1997 menjadi 3,7% pada tahun 2002.



 
Faktor Penyebab  Bayi Tidak Mendapatkan Kolostrum:
1.    Kurangnya Pengetahuan Ibu Tentang Manfaat Kolostrum
Bagi masyarakat tertentu muncul pendapat bahwa kolostrum tidak baik untuk bayi. Kolostrum dianggap kotor, karena warnanya yang keruh berwarna kekuning-kuningan dan menyebabkan diare. Hal ini terjadi karena masyarakat tidak mengetahui manfaat kolostrum.
2.    Air Susu Ibu (ASI) atau Puting Susu Ibu yang Belum Keluar
Belum keluarnya ASI atau putting susu ibu terjadi selain karena permasalahan kesehatan juga karena mereka tidak mencoba untuk memberikan rangsangan pada bayinya untuk menyusui. 
  
Fakta Mengapa Kolostrum Harus Diberikan Kepada Bayi Baru Lahir

  •  Kolostrum merupakan ASI pertama yang diproduksi payudara ibu selama hamil dan keluar sejak ibu melahirkan sampai usia bayi 4-7 hari.
  • Merupakan vaksin alami pertama yang 100% aman karena full antibody dan immunoglobulin.
  • Kolostrum mengandung zat kekebalan tubuh 10-17 kali lebih banyak dibandingkan susu matang yang berfungsi melindungi bayi dari diare dan infeksi.

  • Kolostrum mengandung leukosit atau sel darah putih dalam jumlah tinggi yang dapat menghancurkan bakteri dan virus penyebab penyakit.
  • Kolostrum membantu mengeluarkan mekonium dari usus bayi baru lahir yang masih sangat halus, sehingga dapat melancarkan buang air besar pada bayi.
  • Jika kolostrum dapat diperdagangkan secara komersial dengan kandungan immunoglobulin dan antibody didalamnya maka harga kolostrum mencapai 80 dolar (1 juta rupiah) per 30ml.

Sumber:
Hastuti, Tulus Puji. 2011. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Pelaksanaan Program Inisiasi Menyusui Dini oleh Bidan Desa di Puskesmas Kabupaten Magelang Tahun 2010. Masters Thesis Public Health, Universitas Diponegoro.
Nasihah, M., Lilis Dwi N.S. 2015. Hubungan Pengetahuan Ibu Post Partum Tentang Manfaat Kolostrum Dengan Pemberian Kolostrum Pada Bayi Baru Lahir Di Bps. Aida Hartatik Amd, Keb Ds.Dlanggu Kec. Deket Lamongan Tahun 2015. Jurnal Universitas Islam Lamongan, Vol.7, No.2.
Nazara, Purnamasari. 2008. Faktor-faktor yang Menyebabkan Ibu Tidak Memberikan Kolostrum Kepada bayi Baru Lahir di Desa Safalaete Ulu Kecamatan Gunungsitoli. Skripsi S1 Universitas Sumatera Utara.
Rumah Sakit UNAIR. 2013. Kolostrum, Air Susu Ajaib. Artikel RSUA (Rumah Sakit Universitas Airlangga). Diakses melaluihttp://rumahsakit.unair.ac.id/dokumen/Kolostrum,%20Air%20Susu%20Ajaib.pdf
Utami Roesli. 2001. Mengenal ASI Eksklusif. Jakarta: EGC.

Kolostrum, Cairan Ajaib Pencegah Penyakit

Read More

Copyright © Lovers of Life! | Designed With By Blogger Templates
Scroll To Top